Laporan Praktikum Pembuatan Tahu
EPNDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kacang-kacangan dan
biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Kedelai dapat diolah menjadi tempe,
keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai
menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan
peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah
tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.[1]
Seperti halnya tempe,
tahu merupakan penganan khas Indonesia, khususnya pada masyarakat Jawa. Tahu
biasanya dijadikan lauk, di samping juga untuk hidangan. Sebagai penganan, tahu
biasanya dihidangkan dalam bentuk tahu goren, tahu rebus, tahu isi, dan
berbagai bentuk olahan lainnya. Industri tahu berkembang di berbagai tempat dan
masing-masing memiliki konsumen sendiri-sendiri.[2]
Adapun yang melatar belakangi praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui proses pembuatan tahu yang berbahan dasar kacang kedelai (Glycine
max).
B. Tujuan
Adapun tujuan pada
praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan tahu yang
berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max).
C. Manfaat
Adapun manfaat pada
praktikum ini yaitu :
1.
Sebagai bahan perbandingan terhadap
teori yang telah ada sebelumnya.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui proses
pengolahan kacang kedelai (Glycine max) yang tidak hanya dapat dibuat
menjadi susu kedelai tapi juga dapat dibuat menjadi tahu sebagai bahan makanan
lokal yang bernilai ekonomis.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tahu merupakan salah
satu makanan tradisional yang populer. Selain rasanya enak, harganya murah dan
nilai gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini diolah dari kacang kedelai.
Meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana, ternyata tahu mempunyai mutu
yang istimewa dilihat dari segi gizi. Hasil-hasil studi menunjukkan bahwa tahu
kaya protein bermutu tinggi, tinggi sifat komplementasi proteinnya, ideal untuk
makanan diet, rendah kandungan lemak jenuh dan bebas kholesterol.[3]
Sebagai hasil olahan
kacang kedelai, tahu merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu
mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling
lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%).
Kandungan gizi dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani,
seperti telur, daging dan ikan. Namun, dengan harga yang lebih murah,
masyarakat cenderung lebih memilih mengkonsumsi tahu sebagai bahan makanan
pengganti protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi. [4]
Ada beberapa tahap
pembuatan tahu. Tahap pertama adalah perendaman. Saat tahap ini, kedelai harus
dipastikan terendam semua. Tujuan dari merendam adalah untuk mempermudah proses
penggilingan sehingga nanti hasil bubur dari penggilingan tersebut dapat
kental. Selanjutnya kedelai yang telah direndam akan dilakukan proses pencucian
dalam air yang mengalir. Setelah dicuci kedelai kemudian digiling dengan menggunakan
mesin sehingga menjadi bentuk bubur kedelai. Kedelai yang telah digiling
kemudian direbus untuk mendenaturasi protein
dari kedelai sehingga protein
mudah terkoagulasi saat penambahan asam.[5]
Proses pembuatan
tahu membutuhkan bahan
penggumpal untuk menggumpalkan protein yang masih tercampur di
dalam sari kedelai. Dengan demikian,
akan diperoleh bubur
tahu yang dapat
dicetak. Bahan penggumpal yang digunakan dapat
berupa asam cuka
encer, batu tahu
(sioh koo) atau kalsium sulfat. Digunakan bahan baku berupa asam cuka
pekat atau asam cuka keras. Asam cuka ini perlu
diencerkan terlebih dahulu
sesuai dengan kebutuhan
(200 ml) asam cuka keras
dalam wadah yang terbuat
dari kaca atau
plastik dicampur dengan air
bersih 500 ml sedikit demi sedikit sambil diaduk).[6]
Sebagai makanan yang
kandungan airnya tinggi, maka tahu cepat mengalami penyimpangan bau maupun
rasa. Namun, untungnya penjual tahu keliling, pasar tradisional, atau pasar
swalayan setiap hari menjual tahu yang masih segar sehingga konsumen dapat
memperoleh tahu baru dan tidak perlu menyimpan berlama-lama di kulkas. Kalsium
tahu jumlahnya cukup tinggi (124 mg) hampir setara dengan kandungan kalsium
susu. Kalsium sangat dibutuhkan terutama pada masa kanak-kanak hingga dewasa
muda.[7]
Bahan makanan yang
disimpan dalam keadaan kering akan lebih tahan dalam penyimpanan, hal ini
karena kandungan air yang ada tidak dapat digunakan untuk aktivitas hidup
mikroba. Sebagai contoh misalnya pada dendeng, kismis, telur bubuk, dan susu
krim, semuanya itu mengandung
mikroorganisme yang tidak aktif dan akan mudah rusak bila terkena cairan.[8]
Para ahli gizi
berpendapat, tingkat rendahnya nilai gizi protein dalam suatu makanan,
ditentukan oleh jenis, kadar dan perbandingan satu sama lain dari asam amino dalam
komposisi protein tersebut. Jika jenis asam amino didalam protein semuanya
lengkap, kadarnya tinggi, perbandingan antara mereka sesuai, maka protein
semacam ini menpunyai nilai biologis sangat tinggi, berarti juga nilai gizinya
tinggi. Kalau tidak, walaupun kandungan protein dalam suatu makanan sangat tinggi,
nilai gizinya juga tidak tinggi. Kandungan protein dalam tahu walau tinggi,
namun karena ada satu jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh manusia, kadarnya
agak rendah di dalam protein tersebut, sehingga nilai gizinya jadi banyak
berkurang. Selain itu, meskipun tahu kaya akan kalsium, tapi jika hanya makan
tahu saja, penyerapan dan pemanfaatan tubuh terhadap kalisum menjadi rendah.
Jika dapat mencari makanan yang kaya vitamin D sebagai pendamping masakan,
dengan memanfaatkan fungsi vitamin D, maka dapat membuat tingkat penyerapan
kalsium pada tubuh manusia meningkat hingga 20 kali lipat.[9]
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan
limbah organik yang degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme
secara alamiah. Namun karena sebagian besar pelaku yang bergerak dalam industri
tahu adalah orang-orang yang hanya mempunyai modal terbatas, maka perhatian
terhadap pengolahan limbah industri tersebut sangat kecil, dan bahkan ada
beberapa industri tahu yang tidak mengolah limbahnya sama sekali dan langsung
dibuang ke lingkungan. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan dan harus
mendapat perhatian yang serius. Dalam limbah cair tahu sebenarnya kaya protein,lemak dan
karbohidrat serta senyawa-senyawa organik yang masih tinggi. Jika
senyawa-senyawa organik itu iuraikan baik secara aerob maupun anaerob akan
menghasilkan gas metana (CH4), karbondioksida (CO2), gas-gas lain, dan air[10]
Tahu diproduksi dengan memanfaatkan sifat protein,
yaitu akan menggumpal bila bereaksi dengan batu tahu. Penggumpalan protein oleh
batu tahu akan berlangsung secara cepat dan serentak di seluruh bagian cairan
sari kedelai, sehingga sebagian besar air yang semula tercampur dalam sari
kedelai akan terperangkap di dalamnya. Pengeluaran air yang terperangkap
tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tekanan. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin banyak
air dapat dikeluarkan dari gumpalan protein. Gumpalan protein itulah yang
kemudian disebut sebagai tahu.[11]
Pencemaran sekunder dapat terjadi pada beberapa tahapan
setelah bahan pangan dipanen atau dipotong, selama pengolahan dan penjualan.
Pencucian yang bersih dan teratur serta disinfeksi atau sanitasi dari semua
alat pengolahan dan permukaan yang berhubungan dengan bahan pangan sangat
penting guna menurunkan tingkat cemaran sekunder. Partikel bahan pangan yang
tertinggal dan berhubungan dengan berbagai permukaan merupakan sumber yang baik
untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama jika tinggal semalam atau dalam
jangka waktu yang lebih lama.[12]
Masalah makanan dan
minuman selalu mendapatkan perhatian
dalam pembahasan agama termasuk Islam. Makanan dan minuman sangat penting dalam kehidupan kita, hal ini telah
dinyatakan pula baik pada Al-Qur’an maupun Hadits, sehingga diperlukan sebuah
pendekatan agama agar sebuah penyadaran terhadap masyarakat untuk lebih
memperhatikan makanan dan minuman. Apabila kita cermati kandungan ayat-ayat
Al-Qur’an dan Al-Hadist serta beberapa ketentuan syari’at, maka kita akan
mendapatkan petunjuk yang berharga tentang pentingnya pelestarian alam :
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=à2 `ÏB ÏM»t6ÍhsÛ $tB öNä3»oYø%yu (#rãä3ô©$#ur ¬! bÎ) óOçFZà2 çn$Î) crßç7÷ès? ÇÊÐËÈ
Terjemahnya :
“Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah”.[13]
Penegasan Allah tentang
pentingnya menjaga makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap harinya
sebagai asupan nutrisi bagi tubuh, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
surah Qs. Al-Baqarah: 172 yang kepada
kaum-Nya agar selalu memakan makanan yang halal serta baik.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu sebagai berikut :
Hari/ tanggal : Rabu/ 13 Juni 2012
Pukul : 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Botani Lantai I Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Samata-Gowa.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu baskom, wadah penampung, blender, kain belacu, wadah kotak ukuran 30x20 cm2 yang telah dilapisi kain belacu, pisau, kompor dan panci.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu kacang kedelai (Glycine max) 2,5 liter, vinegar (cuka warna putih) 3 botol serta air.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu :
1. Membersihkan kedelai dan kemudian membuang yang sudah layu, kalau bisa memilih biji yang besar.
2. Mencuci bersih kedelai lalu merendam dalam air banyak selama 6 jam.
3. Setelah merendam kemudian mencuci kedelai terus menerus selama setengah jam.
4. Menggiling kedelai hingga halus dengan menggunakan blender.
5. Langsung merebus ampas kedelai secepatnya selama 15-20 menit dalam wajan agar mendapatkan hasil tahu yang bagus/tidak keras.
6. Menuang adonan kedelai yang telah direbus tadi ke dalam kain belacu.
7. Kemudian menggoyang-goyangkan adonan tersebut secara terus-menerus hingga sari kedelai jatuh ke bawah dan adonan menjadi cukup kering.
8. Lalu memeras ampas kedelai dengan menggunakan air panas dan lakukan berulang-ulang hingga tidak ada lagi sari yang tersisa pada ampas kedelai.
9. Menambahkan cuka ke dalam air saringan kedelai lalu mengaduk hingga rata.
10. Menuang gumpalan-gumpalan tahu yang mulai mengendap ke dalam kotak berukuran 30x20 cm2 yang telah dilapisi kain belacu.
11. Adonan tahu yang ada dalam kotak dikempa beberapa saat agar air yang masih tercampur dalam adonan tadi habis.
12. Bila adonan sudah jadi, sudah dapat dipotong-potong dan siap diolah.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
pada praktikum ini yaitu :
1.
Menyiapkan kacang kedelai
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan
pada praktikum ini yaitu :
1.
Menyiapkan kacang kedelai
2.
Merendam kacang kedelai tersebut.
3.
Mencuci hasil rendaman kacang kedelai
4.
Memblender kacang kedelai
5.
Merebus ampas kacang kedelai
6.
Menyaring hasil rebusan ampas kedelai
7.
Menambahkan cuka ke dalam air sari
kedelai tersebut
8.
Menuang ke dalam kotak berukuran 30x20
cm2 gumpalan-gumpalan tahu yang mulai mengendap
9.
Memotong-motong adonan tahu dan tahu
siap untuk diolah.
B. Pembahasan
Tahu merupakan salah
satu bahan makanan pokok di negeri ini, yang termasuk dalam makanan 4 (empat)
sehat 5 (lima) sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang mengandung sangat
banyak gizi dan cukup mudah untuk diproduksi. Karena tahu terbuat dari kedele, maka kandungan proteinnya
sangat berkualitas. Daya cernanya mencapai 85% - 98%, dan total protein yang
dapat dimanfaatkan tubuh sebesar 65%. Cita rasa tahu dan awet
tidaknya sangat tergantung pada kualitas kedele, sumber air untuk pembuatannya,
sanitasi alat-alat pembuatan tahu, dan pekerjanya. Pembuatan tahu membutuhkan
alat khusus, yaitu untuk mengiling kedelai menjadi bubur kedelai. Walaupun
demikian, di dapur rumahtangga, tahu masih dapat dibuat, yaitu dengan
menggunakan blender untuk menggiling kedelai, tetapi mutu tahu yang dihasilkan
kurang baik.[1]
Adapun bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan tahu adalah:
1.
Kedelai
Kedelai
merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu.
2.
Air
Hampir
semua tahapan dalam pembuatan tahu membutuhkan air dari proses perendaman,
pencucian, penggilingan, pemasakan, dan perendaman tahu yang sudah jadi
sehingga dibutuhkan air dalam jumlah banyak.
3.
Asam
Cuka
Asam Cuka
berfungsi untuk mengedapkan atau memisahkan air dengan konsentrat tahu. Asam
cuka mengandung cuka dan garam sehingga bersifat asam.
Adapun
proses pembuatan tahu terdiri beberapa tahap yaitu:
1.
Perendaman
Pada
tahapan perendaman ini, kedelai direndam dalam sebuah wadah perendam. Tujuan
dari tahapan perendaman ini adalah untuk mempermudah proses penggilingan
sehingga dihasilkan bubur kedelai yang kental. Selain itu, perendaman juga
dapat membantu mengurangi jumlah zat antigizi (Antitripsin) yang ada pada
kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai ini dapat mengurangi daya cerna
protein pada produk tahu sehingga perlu diturunkan kadarnya.
2.
Pencucian
kedelai
Proses
pencucian merupakan proses lanjutan setelah perendaman. Sebelum dilakukan
proses pencucian, kedelai yang di dalam karung dikeluarkan dari bak pencucian,
dibuka, dan dimasukan ke dalam ember-ember plastik untuk kemudian dicuci dengan
air mengalir. Tujuan dari tahapan pencucian ini adalah membersihkan biji-biji
kedelai dari kotoran-kotoran supaya tidak mengganggu proses penggilingan dan
agar kotoran-kotoran tidak tercampur ke dalam adonan tahu.
3.
Penggilingan
Proses
penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji kedelai dengan
tenaga penggerak dari motor lisrik. Tujuan penggilingan yaitu untuk memperoleh
bubur kedelai yang kemudian dimasak sampai mendidih.
4.
Perebusan/Pemasakan
Tujuan
perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga protein
mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir perebusan ditandai dengan
timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya larutan/bubur kedelai.
Kapasitas bak perebusan adalah sekitar 7.5 kg kedelai.
5.
Penyaringan
Setelah
bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan dengan
menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah memisahkan
antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat yang
diinginkan
6.
Pengendapan
dan Penambahan Asam Cuka
Dari
proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian akan
diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka
dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan
menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara whey dengan
gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu
lapisan atas (whey) dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu). Endapan
tersebut terjadi karena adanya koagulasi protein yang disebabkan adanya reaksi
antara protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan
utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas (whey) yang berupa
limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata De Soya.
7.
Pencetakan
dan Pengepresan
Proses
pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang
digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 30x20cm2 yang diberi
lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang tersebut bertujuan untuk
memudahkan air keluar saat proses pengepresan.
8.
Pemotongan
tahu
Setelah
proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan
cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring yang melapisi tahu.
Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu tidak
hancur.
Pada tahu terdapat
berbagai macam kandungan gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori dan
mineral, fosfor, vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin
E, vitamin B12, kalium dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya
kerangka tulang). Dan paling penting, dengan kandungan sekitar 80% asam lemak
tak jenuh tahu tidak banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat aman bagi
kesehatan jantung. Bahkan karena kandungan hidrat arang dan kalorinya yang
rendah, tahu merupakan salah satu menu diet rendah kalori.
C. Rincian
Dana
Adapun rincian dana
pada praktikum ini yaitu :
Nama Barang
|
Jumlah
|
Harga
|
Kacang kedelai
|
2,5 liter
|
Rp. 25.000,-
|
Cuka makan
|
3 botol
|
Rp. 3.000,-
|
Jumlah
|
Rp. 28.000,-
|
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada
praktikum ini yaitu tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok di negeri
ini, yang termasuk dalam makanan 4 (empat) sehat 5 (lima) sempurna. Tahu juga
merupakan makanan yang mengandung sangat banyak gizi dan cukup mudah untuk
diproduksi. Karena
tahu terbuat dari kedele, maka kandungan proteinnya sangat berkualitas. Tahu
dapat dibuat dengan bahan dasar berupa kacang kedelai, air serta asam cuka.
Dimana asam cuka ini berfungsi untuk mengendapkan dan menggumpalkan protein
tahu sehingga terjadi pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu. Selain
protein, pada tahu terdapat berbagai macam kandungan gizi,
seperti lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin B-kompleks
seperti thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12, kalium dan kalsium
(yang bermanfaat mendukung terbentuknya kerangka tulang).
B. Saran
Adapun saran pada
praktikum ini yaitu sebaiknya pada praktikum selanjutnya para praktikan dapat
hadir lebih awal sebelum praktikum dimulai sehingga praktikum dapat berjalan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
[1]Ana Yuni Sawitri, “Tahu, Protein
Yang Kaya Kalsium,” Cah Ayou Poenya Blog,
http://cahayoupoenyablog.blogspot.com/2009/02/tahu-protein-yang-kaya-kalsium.html
(14 Juni 2012).
DAFTAR
PUSTAKA
Ari,
Dwi Ayu. “Industri Tahu.” Nuansa Masel.
http://wwwnuansamasel.blogspot.com/2010/04/industri-tahu.html
(14
Juni 2012).
Sawitri,
Ana Yuni. “Tahu, Protein Yang Kaya Kalsium.” Cah Ayou Poenya Blog. http://cahayoupoenyablog.blogspot.com/2009/02/tahu-protein-yang-kaya-kalsium.html
(14
Juni 2012).
Baru,
Era. “Tahu Tidak Baik Dimakan Secara Tersendiri.” Erabaru.Net. http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/10966-tahu-tidak-baik-dimakan-secara-tersendiri
(14
Juni 2012).
Buckle,
et al., eds. Ilmu Pangan. Terj. Hari Purnomo dan Adiono. Jakarta: UI Press,
2009.
Departemen
Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya.
Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002.
Denyhanday.
“Perusahaan Tahu.” Jurnal Pengolahan
Tahu. http://www.askep.net/pdf/tinjauan-pustaka-perusahaan-tahu.html
(14
Juni 2012).
Gazali,
Ahmad Daniel. “Pengolahan Kualitas Lingkungan Dengan Pemanfaatan Limbah Cair
Dari Industri Tahu Sebagai Biogas.” Scribd.
http://www.scribd.com/doc/48564469/Pengelolaan-Kualitas-Lingkungan-Dengan-Pemanfaatan-Limbah-Cair-Dari-Industri-Tahu-Sebagai-Biogas
(14
Juni 2012).
Mahasiswa
ITB-FTB. “Proses Pembuatan Tahu.” Cristism
Of Lord Broken. http://lordbroken.wordpress.com/2010/07/16/proses-pembuatan-tahu/ (14 Juni 2012).
Syakur.
“Mengenal Proses Pembuatan Tahu.” Kesehatan123.
http://www.kesehatan123.com/3463/mengenal-proses-pembuatan-tahu/ (14 Juni 2012).
Supardi,
Imam dan Sukamto. Mikrobiologi Dalam
Pengolahan dan Keamanan Pangan. Bandung: Alumni, 1999.
TTG
Pengolahan Pangan. “Tahu.” Jurnal Pengolahan
Tahu. http://www.google.co.id/www.warintek.ristek.go.id%2Fpangan_kesehatan%2Fpangan%2Fipb%2FPembuatan%2520tahu%2520sutera.pdf (14 Juni 2012).
Unimus.
“Profil kandungan Protein dan Tekstur Tahu Akibat Penambahan Pada Proses
Pembuatan Tahu.” Jurnal Pembuatan Tahu.
Http://eprints.undip.ac.id/23018/ (14 juni 2012).
Wordpress.
“Kandungan Gizi dan Manfaat Tahu.” Tau-Tau.
http://tautauenak.wordpress.com/kandungan-gizi-dan-manfaat-tahu/ (14 Juni 2012).
0 Response to "Laporan Praktikum Pembuatan Tahu"
Posting Komentar