Laporan Praktikum Suksesi
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang ahli
biologi menyatakan bahwa suksesi adalah perubahan yang terjadi pada suatu
ekosistem yang berlangsung bertahap-tahap dalam waktu yang lama. Namun yang
dianut oleh ahli-ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan bahwa
suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme.
Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan, karena melalui proses-proses
kehidupan yang saling berinteraksi. Lingkungan disekitarnya sangat penting
karena mempengaruhi kehidupan organisme.[1]
Jika organisme
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka akan berakibat fatal
bagi organisme itu. Misalnya, tanah penting untuk tumbuhan hidup karena
mengandung mineral juga merupakan media bagi air dan sebagai tempat tumbuhnya
akar. Sebaliknya tanah juga dapat dipengaruhi oleh tumbuhan, dapat mengurangi
jumlah mineral dalam tanah dengan akar- akar tanaman yang menembus tanah yang
hanya mengandung beberapa zat organik.[2]
B. Tujuan
Adapun tujuan pada prktikum ini adalah
mahasiswa mampu memahamai dan menguasai cara penggunaan plot frekuensi frame
dalam menetukan analisis vegetasi dari suatu komunitas.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas
semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses
suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah
mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (respon) yang
terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan
yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu
komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak terjadi lagi.[1]
Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak
lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur komunitas
klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering,
maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput, jika
berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses suksesi akan
terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di daerah
beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan
hujan tropik.[2]
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut :
1. Luas komunitas asal yang rusak
karena gangguan.
2. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat
di sekitar komunitas yang terganggu.
3. Kehadiran pemencar benih.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan
angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk
Sukses tidak hanya terjadi di daratan,
tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang
telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau
yang telah tua ini disebut eutrofik. Dalam setiap komunitas setiap individu selalu dikelilingi
oleh berbagai organisme, yaitu organisme satu spesies atau spesies lain.
Organisme dalam suatu komunitas saling berhubungan. Hubungan antara spesies di
dalam komunitas mempunyai pengaruh besar terhadap berbagai spesies yang
membentuk komunitas.[4]
Di alam ini
terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1.
Suksesi Primer
Suksesi
primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan
hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas
asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya
tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai,
dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia
misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di
Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus
pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul
pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap
penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan
pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila
tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Bersamaan
dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan
menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
2.
Suksesi Sekunder
Suksesi
sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami
maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme
sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami
misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan
seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.[5]
Pendekatan para ahli
tumbuhan dan ahli hewan terutama terhadap studi komunitas yang berbeda. Bila
ahli hewan memperhatikan hubungan fungsional antara suatu komunitas, yang
melibatkan tumbuhan dan hewan, para ahli tumbuhan memperhatikan struktur
komunitas dan perubahan yang berlangsung dalam waktu dan ruang. Komunitas
memiliki kekhasan yang dapat diukur dan dipelajari. Hal ini merupakan keragaman
spesies, bentuk dan struktur pertumbuhan, keunggulan beberapa spesies dalam
komunitas, jumlah relatif spesies- spesies berbeda yang membentuk komunitas,
hubungan makanan dan suksesi.[6]
Suksesi primer terjadi
bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya
komunitas asal tersebut secara total sehgga di tempat komunitas asal terbentuk
habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor,
letusan gunung merapi, endapan lumpur yang baru di sungai, dan endapan pasir di
pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan
timah, batu bara, dan minyak bumi.[7]
Suksesi sekunder
terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan.
Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme, sehingga dalam
komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan
alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angina kencang, dan gangguan
buatan seperti penebangan hutan dan pembakarn padang rumput dengan sengaja.[8]
Penyebab suksesi adalah:
1.
Iklim
Tumbuhan tidak akan
dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam waktu yang lama. Fluktuasi
keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat rusaknya vegetasi baik sebagian
maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat yang baru (kosong) berkembang
menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan mengubah kondisi iklim.
Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa keadaan yang tidak
menguntungkan pada vegetasi.
2.
Topografi
Topografi adalah faktor tak hidup atau abiotik yang mengacu pada
Ini mencakup ciri-ciri fisik bumi seperti elevasi tanah, kemiringan, medan
(datar, bergulir, berbukit, dll), pegunungan dan badan "letak tanah."
air.
3.
Biotik
Pemakan tumbuhan
seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan pertanian demikian pula
penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang penggembalaan, hutan yang
ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh kembali dari awal atau bila rusak
berat berganti vegetasi.[9]
Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara
lain:
1. Erosi:
Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses
erosi tanah menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin
(migrasi) dan akhirnya proses suksesi dimulai.
2. Pengendapan (denudasi):
Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah
diendapkan sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan
vegetasi menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.[10]
BAB
III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu
plot dengan ukuran
1m x 1m sebanya 4 buah, cangkul, patok dan alat tulis menulis.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu
korek api, tali rapiah, minyak tanah dan
lahan.
B. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah
sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Jum’at/01 Desember 2011
Pukul :
08.00 – 09.00 WITA
Tempat : Lapangan
Universitas
Islam Negeri Alauddin
Makassar
Samata-Gowa.
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan dua buah
lahan di tempat yang terbuka (terkena sinar matahari).
2. Menyiapkan pula
pada tempat yang teduh (ternaung) lahannya di bagi menjadi dua bagian
mengunakan plot
3. Kemudian plot
pertama lahannya dibakar dengan menggunakan minyak tanah dan lahan kedua
dicangkul
4. Melakukan hal yang
sama pada tempat terbuka
5. Melakukan
pengamatan tanaman yang tumbuh pada areal dalam plot yaitu kecepatan tumbuh dan
jumlah individu tanaman.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yakni :
1. Lahan
yang di bakar
a.
Jumlah Tanaman
Minggu ke I-II (dari tanggal 05-08
Desember 2011)
|
Nama spesies
|
JLH
|
1.
|
Ipomea
sp
|
3
|
2.
|
Semanggi hutan
|
2
|
3.
|
Spesies
A
|
5
|
4.
|
Spesies
B
|
7
|
2. Lahan
yang tidak dibakar
a. Jumlah
tanaman
Minggu ke I-II (dari tanggal 05-08
Desember 2011)
|
Nama Spesies
|
JLH
|
I
|
1.
Ipomea sp.
2.
Semanggi hutan
3.
Spesies A
4.
Spesies B
|
3
3
2
1
|
II
|
1.
Ipomea sp.
2.
Semanggi hutan
3.
Spesies A
4.
Spesies B
|
5
3
9
6
|
3. Lahan
yang di bakar dan terbuka
a. Jumlah
tanaman
Minggu ke I-II (dari tanggal 05-08
Desember 2011)
|
Nama spesies
|
JLH
|
1.
|
Ipomea
sp
|
4
|
2.
|
Semanggi hutan
|
6
|
3.
|
Spesies
A
|
2
|
4.
|
Spesies
B
|
3
|
4. Lahan
tidak dibakar
a.
Jumlah Tanaman
Minggu ke I-II (dari tanggal 05-08
Desember 2011)
|
Nama Spesies
|
JLH
|
I
|
5.
Ipomea sp.
6.
Semanggi hutan
7.
Spesies A
8.
Spesies B
|
3
3
2
1
|
II
|
5.
Ipomea sp.
6.
Semanggi hutan
7.
Spesies A
8.
Spesies B
|
5
3
9
6
|
B. Pembahasan
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur
yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas
semula. Dengan
perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi
lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses
suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas akhir dan stabil dan dapat mencapai keseimbangan dengan lingkungan sekitarrnya. Suatu komunitas klimaks dapat ditandai dengan tercapainya suatu keseimbangan.
Apabila suatu lahan tidak dipelihara
maka rumput akan tumbuh, namum apabila lahan tersebut sering dipotong maka akan
mengalami perubaha dan ini adalah salah satu contoh suksesi. Proses
suatu suksesi terkait dengan faktor beberapa faktor
yakni: lingkungan, iklim dan tanah. Pada lingkungan menentukan pembentukkan
struktur komunitas yang klimaks, contoh proses suatu suksesi yang berlangsung di daerah dengan iklim kering, maka proses tersebut
akan pada komunitas rumput, jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka
proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika
berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan
terhenti pada hutan hujan tropik.
Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau
ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini
komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah
dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap
(respon) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi
atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas.
Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak
terjadi lagi.
Dalam percobaan ini suksesi primer baik
pada lahan teduh yang dibakar maupun pada lahan terbuka yang di bakar diperoleh
hasil dimana rumput keras merupakan tanaman printis yang tumbuh pertama kali
sehingga dapat disebut sebagai suksesi primer. Sedangkan untuk lahan yang teduh
dan terbuka yang diberi perlakuan dengan cara di cangkul memiliki tumbuhan
perintis yaitu rumput keras juga, namun hal ini tidak dapat dikatakan sebagai
suksesi primer melainkan suksesi sekunder karena tumbuhan yang tumbuh merupakan
jenis tumbuhan yang pernah tumbuh sebelumnya pada lahan tersebut.
Lalu proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi
lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat
berlangsung selama seratus tahun. Coba kalian bandingkan kejadian suksesi pada
daerah yang ekstrim (misalnya di puncak gunung atau daerah yang sangat kering).
Pada daerah tersebut proses suksesi dapat mencapai ribuan tahun.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu
arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang
berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain.
suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju
ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik
dalam komunitas atau ekosistem. Proses
suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas akhir dan stabil dan dapat mencapai keseimbangan dengan lingkungan
sekitarrnya. Suatu komunitas klimaks dapat ditandai dengan tercapainya suatu keseimbangan.
B. Saran
Adapun saran
pada praktikum ini yakni dalam melakukan percobaan diharapkan setiap prktikan
harus berhati-hati dalam melakukan percobaan untuk memperoleh hasil yang lebih
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Agriculture”Suksesi”, http:/wordpress.com/ /Agriculture /Blog.com (07 Desember 2011).
Irwan, Prinsip-Prinsip
Ekologi dan Organisasi Ekosistem. Jakarta: Bumi Aksara1990.
Mifta“Faktor-Faktor Suksesi”, Mifta Blog,
http://teenagers-moslem.blogspot.com. (07 Desember 2011).
Odum, Ekologi
Sistem Suatu Pengantar. UGM Press,
Yogyakarta. 1992.
Resosoedarmo. Pengantar
Ekologi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 1989.
Sastrodinoto, Biologi
Umum I. Jakarta: PT. Gramedia. 1980.
Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Jakarta: Djambatan, 1983.
Zoer’aini Djamal, Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
[2]Ibid,
[3]“Mifta“Faktor-Faktor Suksesi”, Mifta Blog,
http://teenagers-moslem.blogspot.com. (07 Desember 2011).
0 Response to "Laporan Praktikum Suksesi "
Posting Komentar