Laporan Praktikum VCO (Virgin Coconut Oil)
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tanaman kelapa banyak
tumbuh di daerah tropis sehingga minyaknya disebut juga minyak tropis (Tropical oil). Minyak kelapa merupakan
salah satu hasil olahan dari buah kelapa (Cocos
nucifera). Dulu minyak kelapa yang dikenal dengan nama minyak kelentik
biasa digunakan di dapur oleh nenek untuk menyemir rambutnya agar hitam
berkilau dan subur. Sejak dahulu, tradisi mengkonsumsi minyak kelapa sudah
dikenal oleh masyarakat Indonesia.[1]
Pembuatan VCO secara
tradisional sudah sejak lama dipraktikkan oleh ibu-ibu di pedesaan. Umumnya,
VCO yang dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa ini
merupakan upaya pemanfaatan buah kelapa yang dipanen dari kebunnya sendiri. [2] Adapun
latar belakang dilaksanakannya praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui proses pembuatan VCO sebagai salah satu produk olahan dari buah
kelapa yang bernilai ekonomis. Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan cara
tradisional sangat mudah untuk diterapkan oleh petani di pedesaan.
B. Tujuan
Adapun tujuan pada
praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil).
C. Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum ini yaitu
:
1.
Sebagai bahan pertimbangan terhadap
teori yang telah ada sebelumnya.
2.
Sebagai bahan pembelajaran bagi
masyarakat tentang cara pengolahan buah kelapa menjadi VCO (Virgin Coconut Oil) yang bernilai
ekonomis.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Buah kelapa merupakan
salah satu komoditas perkebunan yang banyak sekali kegunaannya karena baik dari
hasil utama maupun limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai produk-produk yang
bernilai ekonomis. Sampai saat ini pemanfaatan produk kelapa di tingkat petani masih
terbatas di jual dalam bentuk segar dan diolah menjadi minyak kelapa secara
tradisional. Di daerah-daerah yang sulit sarana transportasinya, harga kelapa
sangat murah sehingga hanya dimanfaatkan sebatas untuk keperluan rumah tangga
atau hanya dibiarkan begitu saja. Usaha peningkatan pendapatan petani kelapa
dapat dilakukan dengan diversifikasi produk olahan dalam skala rumah tangga.
Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari buah kelapa antara lain Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak
kelapa murni.[3]
VCO merupakan hasil
olahan kelapa yang baru berkembang dengan nilai ekonomi yang sangat tinggi,
karena manfaatnya begitu besar untuk kesehatan tubuh manusia. Minyak kelapa
murni merupakan bahan baku industri pangan, farmasi dan kosmetik terutama untuk
perawatan tubuh. Di samping itu, hasil penelitian terbaru telah membuka tabir
kerahasiaan alam yang terkandung dalam buah kelapa, bahwa minyak kelapa murni
yang beraroma gurih dan lembut itu dapat meningkatkan metabolisme tubuh serta
menanggulangi berbagai penyakit. Minyak kelapa murni tidak mudah tengik karena
kandungan asam lemak jenuhnya tinggi sehingga proses oksidasi tidak mudah
terjadi. Namun, bila kualitas VCO rendah, proses ketengikan akan berjalan lebih
awal. Hal ini disebabkan oleh pengaruh oksigen, keberadaan air dan mikroba yang
akan mengurai kandungan asam lemak yang berada di dalam VCO menjadi komponen
lain.[4]
Bahan utama yang
digunakan dalam pembuatan VCO secara tradisional yaitu daging buah kelapa.
Sementara bahan tambahan pada proses pembuatan VCO secara tradisional tidak
diperlukan. Kualitas bahan (kelapa) yang digunakan akan sangat berpengaruh
terhadap kualitas VCO yang dihasilkan, di samping juga dipengaruhi oleh proses
produksi. Kecuali itu, kualitas bahan yang digunakan juga berpengaruh terhadap
rendemen VCO yang dihasilkan. Semakin baik mutu kelapa yang digunakan, kualitas
VCO yang dihasilkan juga akan semakin baik, di samping juga rendemennya semakin
tinggi, demikian sebaliknya.[5]
Dibandingkan dengan
minyak nabati lainnya misalnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak
jagung dan minyak bunga matahari, VCO memiliki beberapa keunggulan yaitu
kandungan asam laurat tinggi, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan
berat molekulnya rendah. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang
atau dalam istilah kesehatan lebih dikenal dengan medium chain fatty acid (MCFA).
Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung didalam VCO yaitu asam
kaprilat (C8) sebanyak 5.0-10.0%, asam caprat (C10) sebanyak 4.5-8.0% dan asam
laurat (C12) sebanyak 43-53%. Asam laurat misalnya, didalam tubuh akan diubah
menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa monogliseride yang bersifat antivirus,
antibakteri serta antiprotozoa. Selain asam laurat, VCO juga mengandung capric acid
yang berantai sedang. Asam inipun bermanfaat bagi kesehatan manusia yang
didalam tubuh akan diubah menjadi monocaprin. Monocaprin sangat bermanfaat
mengatasi .berbagai penyakit.[6]
Dalam suatu industri,
baik itu dilakukan dengan teknik fermentasi, kimiawi maupun fisik, yang perlu
diperhatikan adalah stabilitas dari komponen-komponen pendukung kegiatan proses
tersebut. Industri akan dapat berkembang dengan pesat bila ditinjau dari
aspek-aspek teknis, social, dan financial saling mendukung. Efisiensi
fermentasi merupakan indeks atau indikator kondisi fisiologis dari khamir
sedangkan efisiensi pabrik merupakan standar untuk evaluasi dari semua proses.[7]
Minyak kelapa
fermentasi mengandung lebih dari 95% triglycerides dan beberapa jenis asam
lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh termasuk lauric acid, myristic, palmitic, dan stearic, sedangkan asam lemak
tak jenuh termasuk oleic acid, linoleic,
dan linolenic. Yang mendominasi asam
lemak jenuh adalah lauric acid. Kelebihan dari proses ekstraksi fermentasi
adalah pada cara yang sederhana sehingga dapat memproduksi secara praktis,
efesien dalam penggunaan bahan bakar, tidak meninggalkan residu yang banyak,
jumlah asam yang rendah, jumlah peroxide yang rendah, dengan jangka waktu
penyimpanan yang lama, lebih beraroma, dan tanpa kolesterol-senyawa yang
diinduksi. Dalam biologi, minyak kelapa fermentasi lebih aman dan menguntungkan
daripada minyak kelapa yang diproses secara tradisional yang terbuat dari
kopra, karena dapat mencegah masuknya infeksi melalui binatang/insek dan
mencegah berkembangnya jamur yang berpotensi toxin. Hasil minyak/bahan
bakar yang disebut "kelentik" yang diproses secara tradisional
tidaklah menguntungkan secara ekonomi dan kualitasnya rendah, oleh karena itu
persaingan di pasar lokal dan regional juga rendah.[8]
Minyak kelapa murni
atau virgin coconut oil (VCO) merupakan salah satu produk olahan tanaman kelapa
yang berbentuk cair dengan warna yang bening dan berbau khas kelapa serta daya
simpan yang lama. Pengolahannya tanpa melalui proses pemanasan. Berbeda dengan
minyak kelapa kopra yang pembuatannya melalui proses pamanasan sehingga sifat
minyak yang dihasilkan akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan
mudah tengik sehingga daya simpannya tidak lama. Dengan bahan baku yang mudah
didapat dan harganya murah serta pengolahan yang sederhana (tanpa pemanasan)
membuat minyak kelapa murni lebih ekonomis dibandingkan dengan minyak kelapa
kopra yang proses pengolahannya dengan pemanasan.[9]
Pada prinsipnya
pembuatan VCO dengan cara pemanasan sama seperti cara tradisional. Pada tahap
awal, kelapa diparut, lalu dibuat santan. Krim yang diperoleh dipisahkan dari
air, kemudian dipanaskan pada suhu 95oC sampai dihasilkan minyak.
Selanjutnya minyak dipisahkan dari air melalui penguapan hingga dihasilkan
minyak kelapa murni. Untuk menghasilkan 1 liter minyak kelapa diperlukan 10-15
butir kelapa.[10]
Perubahan dari produk
limbah pertanian menjadi bahan yang berguna merupakan proses yang
berkepanjangan, dan keberhasilannya tergantung pada pengetahuan teknik,
kebutuhan dan ekonomi. Perubahan dalam praktek industry dan pertanian mempunyai
pengaruh yang besar pada jenis-jenis
sisa limbah yang ada. Pemanfaat belum banyak dilakukan secara intensif
dan hal ini disebabkan karena sifat musiman dari proses pengalengan dan keadaan
limbah yang mudah rusak yang perlu segera diubah ke dalam bentuk yang tetap dan
bernilai ekonomis.[11]
Makanan dan minuman
sangat penting dalam kehidupan kita, hal
ini telah dinyatakan pula baik pada Al-Qur’an maupun Hadits, sehingga
diperlukan sebuah pendekatan agama agar sebuah penyadaran terhadap masyarakat
untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman. Apabila kita cermati kandungan
ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist serta beberapa ketentuan syari’at, maka kita
akan mendapatkan petunjuk yang berharga tentang pentingnya pelestarian alam :
§NèO Í?ä. `ÏB Èe@ä. ÏNºtyJ¨W9$# Å5è=ó$$sù @ç7ß Å7În/u Wxä9è 4 ßlãøs .`ÏB $ygÏRqäÜç/ Ò>#u° ì#Î=tFøC ¼çmçRºuqø9r& ÏmÏù Öä!$xÿÏ© Ĩ$¨Z=Ïj9 3 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ZptUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇÏÒÈ
Terjemahnya
:
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.”[12]
Penegasan Allah tentang
pentingnya menjaga makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap harinya
sebagai asupan nutrisi bagi tubuh, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam
surah Qs. An Nahl: 69 yang kepada
kaum-Nya agar selalu memakan makanan yang halal serta baik.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
pelaksanaan praktikum ini yaitu sebagai berikut :
Hari/ tanggal : Rabu/ 13 Juni 2012
Pukul :
10.00 – 12.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Botani Lantai I Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Samata-Gowa.
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini yaitu mikser, selang karet, tabung penampung
santan (galon air), ember, corong, tapisan santan, baskom serta gelas ukur.
2.
Bahan
Adapun bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu kelapa tua (Cocos nucifera) 10 butir serta air.
C. Cara
Kerja
Adapun cara
kerja pada praktikum ini yaitu :
1.
Memilih kelapa yang tua, karena banyak mengandung air.
2.
Memarut 10 butir kelapa tersebut dengan 5-6 liter air
serta pemerasan 2-3 kali.
3.
Selanjutnya menampung santan yang telah diperoleh pada
tabung penampung selama 20-30 menit.
4.
Melakukan pemisahan santan kental dengan air dengan
cara mengeluarkan air yang ada pada tabung penampung dengan menggunakan selang.
5.
Selanjutnya menghomogenkan santan kental yang telah
diperoleh dengan menggunakan mikser kurang lebih 30 menit.
6.
Melakukan pendiaman pada santan yang telah dimikser
selama 8 jam atau 24 jam untuk mendapatkan minyak VCO.
7.
Selanjutnya menyaring minyak yang telah tertampung
dengan menggunakan kertas saring dengan tiga kali penyaringan.
8.
VCO siap digunakan atau dibotolkan. Untuk 10 butir
kelapa maksimal menghasilkan 1-1,5 liter VCO.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle,
et al., eds. Ilmu Pangan. Terj. Hari Purnomo dan Adiono. Jakarta: UI Press,
2009.
Cristiani,
Laras. “Pembuatan Minyak Kelapa Murni (Virgin
Coconut Oil) Dengan Menggunakan Fermentasi ragi Tempe.” Jurnal Pembuatan VCO.
pdf.kq5.org/doc/jurnal-pembuatan-vco (12 Juni 2012).
Cahyo
dan Lia Untari. “Proses Pembuatan Virgin
Coconut Oil (VCO) Dengan Fermentasi
Menggunakan Starter Ragi Tempe.” Jurnal
Pembuatan VCO. http://eprints.undip.ac.id/3236/ (12 Juni 2012).
Departemen
Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya.
Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002.
Engineer.
“Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO).”
Blog Engineer. http://blog-engineer2.blogspot.com/2012/03/pembuatan-virgin-coconut-oil-vco_15.html
(12
Juni 2012).
Hidayat,
Nur, Masdiana C. Padaga dan Sri
Suhartini. Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta: Andi Offset, 2006.
Mandiri,
Bina Syifa. “Berjuta Manfaat VCO dan Sekilas Tentang VCO.” Toko Herbal. http://toko-herbal.blogspot.com/2009/06/berjuta-manfaat-vco-sekilas-tentang-vco.html ( 12 Juni
2012).
Orenzpunya.
“Membuat VCO Dengan Cara Tradisional.” Food
Processing. http://orenzpunya.wordpress.com/2007/07/05/membuat-vco-dengan-cara-tradisional/ (12 Juni 2012).
Operatoralatberat.
“Membuat VCO, Minyak Kelapa Dengan Fermentasi.” Jual Minyak VCO. http://minyakvcomurni.blogspot.com/2012/03/membuat-vco-minyak-kelapa-dengan-metode.html
(12
Juni 2012).
Sutarmi
dan Hartati Rozaline. Taklukkan Penyakit
Dengan VCO. Depok: Penebar Swadaya, 2005.
[1]Bina Syifa Mandiri, “Berjuta
Manfaat VCO dan Sekilas Tentang VCO,” Toko
Herbal, http://toko-herbal.blogspot.com/2009/06/berjuta-manfaat-vco-sekilas-tentang-vco.html ( 12 Juni 2012).
[2]Orenzpunya, “Membuat VCO Dengan
Cara Tradisional,” Food Processing, http://orenzpunya.wordpress.com/2007/07/05/membuat-vco-dengan-cara-tradisional/ (12 Juni 2012).
[3]Engineer, “Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO),” Blog Engineer, http://blog-engineer2.blogspot.com/2012/03/pembuatan-virgin-coconut-oil-vco_15.html
(12 Juni 2012).
[5]Orenzpunya, “Membuat VCO Dengan
Cara Tradisional,” Food Processing, http://orenzpunya.wordpress.com/2007/07/05/membuat-vco-dengan-cara-tradisional/ (12 Juni 2012).
[6]Cahyo Dan Lia Untari, “Proses
Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)
Dengan Fermentasi Menggunakan Starter Ragi Tempe,” Jurnal Pembuatan VCO, http://eprints.undip.ac.id/3236/ (12 Juni 2012).
[7] Nur Hidayat, Masdiana C. padaga
dan Sri Suhartini, Mikrobiologi Industri
(Yogyakarta: Andi Offset, 2006), h. 179-180.
[8]Operatoralatberat, “Membuat VCO,
Minyak Kelapa Dengan Fermentasi,” Jual
Minyak VCO, http://minyakvcomurni.blogspot.com/2012/03/membuat-vco-minyak-kelapa-dengan-metode.html
(12 Juni 2012).
[9]Laras Cristiani, “Pembuatan
Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil)
Dengan Menggunakan Fermentasi ragi Tempe,” Jurnal
Pembuatan VCO, pdf.kq5.org/doc/jurnal-pembuatan-vco (12 Juni 2012).
[10]Sutarmi dan Hartati Rozaline, Taklukkan Penyakit Dengan VCO (Depok:
Penebar Swadaya, 2005), h. 28.
[11]Buckle, et al., eds., Ilmu Pangan,
Terj. Hari Purnomo dan Adiono (Jakarta: UI Press, 2009), h. 224.
[12]Departemen Agama RI., Al Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: PT.
Karya Toha Putra, 2002), h. 373.
0 Response to "Laporan Praktikum VCO (Virgin Coconut Oil)"
Posting Komentar