-->

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dormansi

Link Banner
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tumbuhan akan berkembang normal tumbuh subur serta aktif melakukan pembelahan apabila sel-selnya dipenuhi oleh air. Suatu ketika apabila dalam waktu perkembangan tumbuhan kekurangan suplai air, maka kandungan air dalam tumbuhan akan menurun dan laju perkembangannya yang ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang menurun. Jika keadaan kekeringan ini berlangsung, maka dapat mematikan tumbuhan. Potensial kimia air atau basah dinyatakan sebagai potensial air yang penting untuk diketahui pergeraka air dalam tumbuhan, tanah dan udara. Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atau akan bergerak dari potensial air yang tinggi ke potensial air yang rendah, jadi difusi termasuk osmosis, dan terjadi akibat adanya gradien dalam energi bebas dari partikel-partikel yang berdifusi.[1]
Tumbuhan yang memebelah secara normal bijinya akan tumbuh menjadi lebih dewasa dalam buah. Pembelahan pada biji yang disebut dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim, bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya serta faktor-faktor yang berpengaruh pada dormansi pada biji. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap dormansi biji maka dilakukanlah praktikum ini.

B.  Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap masa dormansi biji dan tunas.



[1]Ismail. Fisiologi Tumbuhan. (Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2008), h,  75.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan komponen penting teknologi kimiawi-biologis yang pada setiap musim tanam untuk komoditas tanaman pangan masih menjadi masalah karena produksi benih bermutu masih belum dapat mencukupi permintaan pengguna. Benih dari segi teKnologi diartikan sebagai organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat” atau dorman yang tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai penerus generas.[1]
Benih yang mengalami dormansi biasanya disebabkan oleh  rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air yang disebabkan oleh struktur benih (kulit benih) yang keras, sehingga mempersulit keluar masuknya air ke dalam benih. Respirasi yang tertukar, karena adanya membran atau pericarp dalam kulit benih yang terlalu keras, sehingga pertukaran udara dalam benih menjadi terhambat dan menyebabkan rendahnya proses metabolisme dan mobilisasi cadangan makanan dalam benih. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio, karena kulit biji yang cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Pada tanaman pangan, dormansi sering dijumpai pada benih padi, sedangkan pada sayuran dormani sering dijumpai pada benih timun putih, pare dan semangka non biji.  Ada beberapa tipe dari dormansi dan kadang-kadang lebih dari satu tipe terjadi didalam benih yang sama. Di alam, dormansi dipatahkan secara perlahan-lahan atau disuatu kejadian lingkungan yang khas. Tipe dari kejadian lingkungan yang dapat mematahkan dormansi tergantung pada tipe dormansi.[2]
Biji akan menjadi lebih dewasa dalam buah, setelah buah matang dan bijinya dikeluarkan, biasanya biji dalam keadaan dorman untuk waktu lama atau waktu pendek. Hal ini berarti bahwa meskipun biji tersebut mendapatkan air yang cukup dan diberi kondisi yang baik untuk perkecambahan, biji tersebut tutup tidak akan bercambah. Faktor utama yang diperlukan untuk perkecambahan adalah air oksigen, suhu, dan cahaya. Air merupakan faktor yang paling penting, karena biji berada dalam keadaan terdehidrasi, secara normal biji mengandung sekitar 5,20 % dan berat totalnya.[3]
Dormansi disebabkan oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain temperatur tinggi, tidak ada cahaya untuk perkecambahan, sedangkan faktor dalam anatara lain kulit biji, adanya zat kimia, konsentrasi etilen yang rendah, dan embrio yang belum masak. Kulit biji yang tebal dapat mencegah menyerapan air. Zat kimia yang dihasilkan oleh buah berlaku sebagai inhibator sehingga biji dalam buah tidak berkecambah. Dormansi dapat ditanggulangi dengan beberapa perlakuan antara lain pendinginan yang lama, pemanasan untuk mempercepat imbibisi, perendaman dalam asam kuat, secara mekanik dengan menorah biji.[4]
Salah satu faktor penting yang merangsang dormansi adalah fotoperioda. Hari pendek merangsang banyak tumbuhan kaya menjadi dorman dalam hal respon perkembangan daun harus diinduksi untuk menghasilkan zat penghambat (inhibitor) atau hormone yang diangkatke tunas-tunas dan menghambat pertumbuhan. Penghambat ini dapat diinduksi dengan memberikan asam giberalat. Pada dasarnya pendinginan secara sendiri tidak penting dalam menginduksi dormansi dan dormansi tidak akan diinduksi oleh hari-hari pendek, apabila terlalu rendah untuk melakukan metabolism yang aktif.[5]






[1]Http/// Wikipedia. Fisiologi Tumbuhan.com. (Tanggal 15 juli 2011 ).
[2]Ismail. Fisiologi Tumbuhan. (Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2008), h,  75.

[3]Dratjat, Sasnaitamikarja. Fisiologi Tumbuhan. (Bandung: Institut Tekhnik Bandung, 1996), h, 366.
[4]Tim Dosen. Fisiologi Tumbuhan. (Makassar: Universitas Islam Negeri, 2011), h, 62.

[5]Salisbury. Fisiologi  Tumbuhan. (Bandung: Institut Tekhnik Bandung, 1995), h, 233.






BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat  dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari / tanggal                : Kamis / 30 Juni 2011
Pukul                             : 10.00 - 12.00 WITA
Tempat                          : Laboratorium Botani lantai I
                                        Fakultas Sains dan  Teknologi       
                                        Universitas Islam Negeri Alauddin
                                        Samata, Gowa.

B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 10 buah cawan petri, pipet, lemari es, 2 buah gelas aqua.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air, 100 biji kacang tanah, 4 siung bawang putih, tanah, label, kapas, HCl 10% dan 20%.
C.  Prosedur Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1.    Menyediakan 10 cawan petri kemudian memberikan label dari A sampai dengan J.
2.    Memberikan kapas yang lembab pada cawan petri yang berfungsi sebagai pengalas.
3.    Menyiapkan 100 biji kacang tanah yang baik kemudian:
a.    Mengambil 20 biji, 10 biji masukkan ke cawan A dan 10 biji masukkan ke cawan B.
b.    Merendam 20 biji dalam air selama 60 menit, kemudian memasukkannya ke dalam cawan C dan D masing-masing 10 biji.
c.    Merendam 20 biji ke dalam HCl 10% selama 10 menit, kemudian memasukkannya ke dalam cawan E dan F masing-masing 10 biji.
d.   Merendam 20 biji dengan HCl 20% selama 10 menit, kemudian memasukkan ke dalam cawan G dan HY.
e.    Menyimpan 20 biji dalam lemari es selama 3 hari kemudian memasukkannya dalam cawan I dan J.  
4.    Menempatkan cawan petri A, C, E, G, I pada tempat terang dan cawan petri B, D, F, H, J pada tempat gelap. Menjaga agar cawan petri tetap dalam keadaan basah.
5.    Mengamati jumlah biji yang berkecambah dan mencatat beberapa jumlahnya.
6.    Mengambil 8 siung bawang putih, 4 buah masukkan ke dalam freezer lemari  selama 3 hari sebelum menanam dalam pot yang berisi tanah. Dan 4 buah lagi menanam langsung ke dalam pot yang berisis tanah.
7.    Mengamati dan mencatat hasil pengamatan.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil pengamatan
1.    Pada hari kedua
No
Cawan petri
Jumlah kecambah yang tumbuh
Keterangan
1.
A
-
Tempat terang
2.
B
-
Tempat gelap
3.
C
-
Tempat terang
4.
D
2
Tempat gelap
5.
E
-
Tempat terang
6.
F
-
Tempat gelap
7.
G
-
Tempat terang
8.
H
-
Tempat gelap
9.
I
-
Tempat terang
10.
J
5
Tempat gelap
11.
a
-
Tempat terang
12
b
-
Tempat gelap
13.
c
-
Tempat terang yang telah di simpan di freezer
14.
d
-
Tempat gelap yang telah disimpan di freezer

2.    Pada hari kelima
No
Cawan petri
Jumlah kecambah yang tumbuh
Keterangan
1.
A
2
Tempat terang
2.
B
5
Tempat gelap
3.
C
2
Tempat terang
4.
D
4
Tempat gelap
5.
E
-
Tempat terang
6.
F
-
Tempat gelap
7.
G
3
Tempat terang
8.
H
-
Tempat gelap
9.
I
-
Tempat terang
10.
J
6
Tempat gelap
11.
a
-
Tempat terang
12
b
2
Tempat gelap
13.
c
-
Tempat terang yang telah di simpan di freezer
14.
d
2
Tempat gelap yang telah disimpan di freezer

3.    Hari ketujuh
No
Cawan petri
Jumlah kecambah yang tumbuh
Keterangan
1.
A
2
Tempat terang
2.
B
6
Tempat gelap
3.
C
1
Tempat terang
4.
D
4
Tempat gelap
5.
E
-
Tempat terang
6.
F
-
Tempat gelap
7.
G
-
Tempat terang
8.
H
-
Tempat gelap
9.
I
-
Tempat terang
10.
J
7
Tempat gelap
11.
a
1
Tempat terang
12
b
2
Tempat gelap
13.
c
1
Tempat terang yang telah di simpan di freezer
14.
d
-
Tempat gelap yang telah disimpan di freezer


B.  Pembahasan
Dormansi adalah suatu periode dimana tanaman atau bagian tanaman tidak tumbuh walaupun lingkungan memungkinkan. Dormansi disebabkan oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain temperatur tinggi, tidak ada cahaya untuk perkecambahan, sedangkan faktor dalam anatara lain kulit biji, adanya zat kimia, konsentrasi etilen yang rendah, dan embrio yang belum masak. Kulit biji yang tebal dapat mencegah menyerapan air. Zat kimia yang dihasilkan oleh buah berlaku sebagai inhibator sehingga biji dalam buah tidak berkecambah. Dormansi dapat ditanggulangi dengan beberapa perlakuan antara lain pendinginan yang lama, pemanasan untuk mempercepat imbibisi, perendaman dalam asam kuat, secara mekanik dengan menorah biji.
Pada hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk biji kacang tanah yang telah disimpan pada cawan petri yang berada di tempat yang gelap pertumbuhannya tepatnya pada cawan  B, D, F, H, J lebih cepat dibandingkan untuk kacang tanah yang disimpan di tempat yang terang tepatnya pada cawan A, C, E, G, I. Hal ini telah membuktikan teori bahwa pada proses terjadinya dormansi biji tidak bergantung pada cahaya. Untuk cawan petri di tempat gelap dan direndam air yaitu pada cawan D pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan cawan F dan H yang telah direndam dengan HCl 10% dan 20%. Hal ini membuktikan bahwa zat kimia dapat mempengaruhi dormansi. Sedangkan untuk cawan yang berisi kacang tanah yang telah disimpan pada freezer pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan biji kacang tanah yang tidak disimpan pada freezer. Hal ini membuktikan teori faktor suhu atau temperature terhadap dormansi biji.
Selain faktor-faktor eksternal di atas terdapat pula faktor internal yaitu ketebalan biji tanaman. Seperti hasil pengamatan yang didapatkan bahwa bawang putih lebih lambat pertumbuhannya dibandingkan dengan kacang tanah. Hal ini terjadi karena bawang putih bijinya lebih tebal dibandingkan biji kacang tanah.






BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan praktikum ini adalah adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap masa dormansi biji dan tunas adalah yang terdiri dari faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yaitu meliputi, temperatur tinggi, tidak adanya cahaya untuk perkecambahan. Sedangkan faktor dalam yaitu, kulit biji, adanya zat kimia, konsentrasi etilen yang rendah, dan embrio yang belum masak.

B.  Saran
Adapun saran dari saya setelah melakukan praktikum ini adalah sebaiknya praktikan memercikkan air setiap hari dan biarkan kacang dan bawang putih tersebut selalu dalam keadaan lembab agar kita mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.



DAFTAR PUSTAKA

Air Tanah. Http:///Biologingeblog.com. (Diakses tanggal 22 Oktober 2011).
Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Http:///beritaiptek.com. (Diakses tanggal 22 Oktober 2011 ).

Ekolologi Tumbuhan. Http/// Wikipedia. com. (Diakses tanggal 22 Oktober 2011 ).

Fisika Tanah. Http:///Rocheanblog. com. (Diakses tanggal 22 Oktober 2011 ).
Kimia tanah. Http:///Rocheanblog. com. (Diakses tanggal 22 Oktober 2011 ).
Penyebaran Tanaman Melalui Udara. Http:///beritaiptek.com. (Diakses tanggal 22 Oktober 2011 ).

Siklus air. Http:///Biologingeblog.com. (Diakses tanggal 22 Oktober 2011).

Udara. Http/// Wikipedia. com. (Diakses tanggal 22 Oktober 2011 ).





0 Response to "Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dormansi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel