-->

Pengertian Halogen dan senyawa dalam halogen


Nama         : Wahyudiana. Ahsyam
Nim     : 60300109022
Kelas   : D
Tugas pengganti kuis

Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17 dalam  tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np.  Istilah  halogen  berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Golongan  halogen  terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas (Handi Nurdiansyah, 2013).
Di laboratorium, unsur-unsur halogen (X2) diperoleh dengan cara mengoksidasi senyawa halide (X-). Unsur-unsur klorin, bromin dan iodin dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halide dengan oksidator MnO2 atau KMnO4 dalam lingkungan asam. Senyawa halida dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO4 lalu ditambahkan H2SOa pekat, kemudian dipanaskan. Selain itu di bidang industri unsur-unsur yang terdapat pada halogen yakni;
Gas fluorin pertama kalinya dibuat oleh Ferdinand Hendri Moissan (1852-1907) dari perancis pada tahun 1886 dan untuk keberhasilannya itu Ferdinand Hendri Moissan meraih nobel tahun 1906. Sumber komersial dari fluor adalah mineral Feldspar CaF2. Dengan mengkondisikan kalsium fluorida itu dengan asam sulfat, maka dihasilkan hidrogen fluoride HF. Fluorin diperoleh melalui proses elektrolisis, namun HF cair bukanlah elektrolit yang baik, Karena itu dicampur dengan garam kalium fluorida
Fluor terdapat secara meluas, misalnya sebagai fluorspar, CaF2­­, kryolit, Na3AIF, dan fluorapatit, 3 Ca3 (PO4)2 Ca (F, Cl)2. Ia lebih melimpah dari pada klor. Fluor semula diisolaasi oleh Moissan dalam tahun 1886. Fluor paling reaktif secara kimia dari beberapa unsur, dan memiliki suhu tinggi dengan semua unsur selain O2, He, Ne, dan Kr,. Klor dapat larut dalam air alut, danau bergaram, klor diperoleh memlalui elektrolisis air laut dengan menggunakan anoda air raksa di mana natrium melaurt:

Na+ + e = Na
       Cl- =  Cl2 + e                                                                                                                                                                                              

Kemudaian natriumnya dihilangkan secara terpisah dengan mencuci amalgan dengan air, memberikan NaOH murni. Klor adalah gas yang kehijauan. Ia melarut dalam air, sambil bereaksi. Brom diperoleh dari air laut melalui reaksi:

            2Br-  + Cl pH  3,5   2 Cl- + Br 2

Klor ditemukan oleh Schecle pada tahun 1774 sebagai senyawa asam klorida dan dinamai oleh Davi pada tahun 1810 sesuai dengan warnanya (cloros: kuning hijau) yang menyatakan bahwa klorin benar-benar unsur baru, bukan senyawa asam yang mengandung oksigen. Klor ditemukan dalam kerak bumi sebagai mineral ion-ion klorida seperti batu garam NaCl, karnalit KCl.MgCl2.6H2O, dan kloroargirit AgCl, juga terdapat dalam air laut.
Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Larut dalam air, dan dapat bercampur dalam dengan pelarut nonpolar seperti CS2 ­dan CCl­­4-.
            Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili (guano). Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer ia menyublim tanpa meleleh. Iod juag larut dalam pelart nonpolar seperti CS2 dan CCl4-. Larutan ini berwarna merah lembayung. Dalam pelarut-pelarut polar, hidrokarbon tidak jenuh, dan SO2 cair, terbentuk larutan coklat atau coklat kemerahjambuan. Warna-warna ini menunjukkan, pembentukan kompleks lemah I2.....S, yang dikenal sebagai kompleks penyerahan buatan, iod membentuk kompleks biru dengan pasti, di mana atom iod terarah dalam saluran-saluran ada polisakarida amilose.
Astatin, merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.




Senyawa-senyawa yang terdapat di dalam halogen adalah:
1.        Halida
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil dari pada atom halogen, untuk membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin. Ion halida adalah atom hidrogen yang mengikat muatan negatif. Anion halida contohnya fluorida (F), klorida (Cl), bromida (Br), iodida (I) dan astatin (At). Semua ion ini terdapat pada garam halida ion (wikipedia, 2012)
Halida biner bisa membentuk tataan tidak terhingga dari molekul-molekul sederhana atau kompleks.
Pembuatan halida anhidrit
a.         Interaksi langsung dengan unsur-unsur dengan halogen. Biasanya unsur halogen ini digunakan HF, HCl, dan HBr dan juga dapat digunakan logam-logam. Kebanyakan logam dan nonlogam bereaksi sangat kuat denagan F2 : dengan nonlogam seperti P4- reaksinya dapat meledak. Bagi logam, reaksi dengan Cl­2 dan Br2 lebih cepat bereaksi dengan medium tetrahidrofuran atau beberapa eter lainnya.
b.        Dehidrasi dari halida terhidrat. Pelarut logam, oksida, atau karbonat dalam larutan asam halogen yang diikuti oleh penguapan atau pengkristalan yang memberikan halida terhidrat. Zat ini juga dapat didehidrasi dengan pemansan vakum, dehidrasi klorida dapat dilakukan oleh thionil klorida, yang umumnya halida dikelola dengan 2,2 dimetoksipropana.
CrCl3 . 6H2O + 6SOCl2 +     Reflus   CrCl3 + 12HCl + 6SO2

MXn . mH2O in CH3 C(OCH3)2 CH3                    MXn + m(CH3)2 CO
                                                                                                       + 2mCH3 OH
Aseton dan/ atau matanol yang bisa memberika halida tersolvasi, tetapi zat ini umumnya mudah dibuang dengan pemanasan hati-hati atau pemompaan.







c.         Pertukaran oksidasi dengan senyawa halogen lain. Senyawa seperti ini ClF3, BrF3, CCl4, CCl3, CClCCl2, NH4Cl, SOCl2 dan SO2Cl2 pada suhu yang naik dengan reaksi sebagai berikut:
NiO + ClF3                                                   NiF2

UO3 + CCl2 = CCl = CCl2                        Reflus    UCl4

Pr2O3 + 6NH4 Cl(s)                       300oC 3  PrCl3 + 3 H2O + 6NH3

Sc2O3 + CCl4                                 600oC     ScCl3

d.        Pertukaran halogen, banyak halida bereaksi baik dengan halogen dan unsur asam atau halida yang larut. Pertukaran holegen memiliki keistimewaan penting bagi sintetis florida dari klorida dengan mengunakan klorida logam, seperti CoF3 atau AsF5. Jenis ini banyak diguanakan untuk senyawa fluor organik.

Halida Molekuler
Kebanyakan unsur elektronegatif, dan logam dalam tingkat oksidasi tinggi  membentuk halida molekuler. Zat ini adalah zat gas, cairan atau padatan yang mudah menguap dan molekul-molekul yang hanya diikat oleh gaya van der Waals. Sehingga halida molekular juga disebut halida kovalen.
Florida molekular dari logam dan nonlogam keduanya biasa berupa gas atau cairan yang mudah menguap, hal ini terjadi akibat tidak adanya ikatan antar molekul selain gaya van der Waals, karena adanya polarisasi fluor yang sanagt rendah, dan tidak ada orbit terluar yang cocok bagi gaya tarik jenis lain. Tingginya keelektronegatifan flor berakibat pada sifat-sifat molekul yang terdapat atom F. Contoh 
a.         CF3 COOH sebagai asam kuat
b.         (CF3)3N dan NF3 tidak bersifat basa
c.         Turunan CF­­3 jenis halogen-pseudo besar dengan keelektonegatifan yang dapat dibandingkan terhadap Cl.
Halida molekular memiliki sifat umum yakni kemudahannya terhidrolisis, misalnya:




BCl3     +  3H2O                       B(OH)3 + 3H+   + 3Cl­

PBr3     +  3H2O                       HPO(OH)2 + 3H+    + 3Br-

SiCl4    + 4H2O                        Si(OH)4  + 4H+   + 4Cl-
           
Dari pembahsan di atas makan ada beberapa sifat kimia dan fisika pada halogen yang di mabil dari tabel periodik:

Sifat
F
Cl
Br
I
At
Pada suhu kamar
F2(g) tak berwarna
Cl2(g) kuning kehijauan
Br2(l)minyak merah coklat
I2(s) ungu hampir hitam
At(s)
Nomor atom
9
17
35
53
8
Berat atom
18,99
35,45
79,90
126,90
210
Jari-jari, X- [pm]
133
184
196
220
_
Jari-jari kovalen
72
100
114
133
_
Jari-jari van der wal
135
180
195
215
_
Elektronegatifitas
4,0
3,0
2,8
2,5
2,2
Energy ionisasi
Ke-1 (KJ/mol)
1680,6
1255,7
1142,7
1008,7
926
Afinitas electron
332,6
348,5
324,7
295,5
270
Potensial elektroda (V)
-2,87
-1,36
-1,07
-0,535
-0,3
Energy ikat X-X
155
240
190
149
_
Polarisabilitas(cc/atom)
1,04 x 10-4
3,66 x
10-24
4,77 x10-4
7,10 x10-24
_
Titik leleh X2 (°C)
-219
-101
-7
+114
_
Titik didih X2
-188
-34
+60
+185
_
Titik didih H-X
19,5
-85
-67
-36
_
Energy ikat H-X
565
428
362
295
_
Rapatan ( g/cm3)
1,1
1,5
3,2
4,9
_
Volume atom,mL/mol
17.2
23,5
27,1
34,2
_
Kelimpahan,% berat
0,027
0,048
0,003
10-5
_

Dari tabel diatas maka dapat di simpulkan bahwa sifat kimia pada halogen, diketahui keempat unsur-unsur pada golongan VIIA bersifat racun dan semuanya sangat merangsang sekali terhadap hidung dan tenggorokan. Hal ini berkaitan dengan sifat kimia seperti kereaktifan halogen. Kereaktifan unsure halogen atau unsure non logam ini dikaitkan dengan kemampuannya menyerap electron membentuk ion negative. Salah satu besaran yang menggambarkan sifat tersebut adalah afinitas electron
1.        Kereaktifan fluor dan klor
Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.
2.         Kereaktifan brom
Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.


3.         Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.
4.         Kereaktifan astatin
Astatine dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.

Unsur-unsur halogen memiliki manfaat
a.       Flourin
Gas flourin (F2) terutama digunakan dalam proses pengolahan isotop Uranium235 yang merupakan bahan bakar reaksi nuklir. Dalam bijih uranium, isotop 235U bercampur dengan 238U. jika bijih itu direaksikan dengan F2(g), terbentuklah gas 235UF6 dan gas 238UF6, untuk selanjutnya fiolah menjadi unsur 235U. Fluorin juga dapat digunakan untuk mengukir gelas, yakni asam fluoride (HF) yang dapat bereaksi dengan gelas (CaSiO3) dengan reaksi :

CaSiO3(s) + 8HF (aq)                        H2SiF(aq) + CaF2(s) + 3H2O(l)

Natrium fluoride dapat digunakan:
-            Untuk mengawetkan kayu dari gangguan serangga. Belerang heksafluorida (SF6) yang dipakai sebagai isolator. Kriolit (Na3AlF6),
-            Untuk pelarut dalam pengolahan logam aluminium secara elektrolisis. CCl3F untuk insektisida, Freon -12 (CF2Cl2),
-            Sebagai zat pendingin pada kulkas dan AC, serta zat pendorong pada kosmetika aerosol (spray). Freon – 22 (CHClF2)
-            Sebagai zat pendingin rendah bahan makanan. CBrF3 dan CBr2F2,
-            Natrium heksafluorosilikat (Na2SiF6) ditambahkan dalam pasta gigi untuk mencegah kerusakan gigi,
b.      Klorin
Gas Cl2 sering digunakan sebagai desinfektan dan digunakan untuk menarik timah dari kaleng bekas membentuk SnCl4 kemudian direduksi menjadi timah yang murni. Klor merupakan halogen yang paling banyak dihasilkan dan jumlahnya jauh diatas yang lainnya. Dapat digunakan, misalnya : Asam Klorida (HCl), merupakan asam peringkat ketiga yang banyak diproduksi sesudah asam sulfat dan asam nitrat.
c.       Bromin
Br2 merupakan bahan baku untuk membuat senyawa- senyawa bromine, misalnya natrium bromide sebagai zat sedative/obat penenang saraf, Br dalam sejumlah besar digunakan untuk membuat perak bromide, yang disuspensikan dengan gelatin untuk dipakai sebagai film fotografi, Selama bertahun-tahun kira-kira separuh dari ribuan ton brom yang di hasilkan setiap tahun digunakan untuk membuat senyawa ini. Etilan bromide sebuah komponen bensin etil yang sering ditambahkan poada bensin, Agar senyawa Pb dalam bensin diubah menjadi PbBr2 sehingga logam Pb tidak mengendap dalam silinder. Dengan adanya etilena bromide, timbel ini membentuk timbel bromide yang mudah menguap, yang lolos bersama gas-gas buangan dengan pencemaran atmosfer dan bukan mesinnya.
d.      Iodine
Larutan I2 dalam alkohol disebut tingtur iodium, merupakan obat anti septik bagi luka-luka agar tidak kena infeksi. Dalam industry tapioka, maizena, dan terigu, larutan I2 dengan amilum akan memberikan warna biru. Senyawa-senyawa iodine yang penting dan dapat dimanfaatkan, misalnya: Kalium Iodat (KIO3) yang ditambahkan kedalam garam dapur, agar tubuh kita memperoleh iodine. Pembuatan emulasi fotografi sebagai AgI (perak Iodida). Quartz-Iod untuk bola lampu. Ammonium Iodida (NH4I) untuk lensa Polaroid. Iodoform (CHI3) untuk anseptik. Dalam laboratorium dapat digunakan untuk mentitrasi senyawa pengoksida kuat.


































DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F. Albert, Geoffrey Wilkinson, Penerjemah Sahati Suhartono. Kimia Annorganik, Cet I; Jakarta: Ui-press, 1989.

Nudiyansah, Handi, Halogen, http://handinurdiansyah.blogspot.com/ 23-Mei-2013.

Pudjaatmaka, A Hadyana, Kimia Untuk Universitas Ke enam, Kleinfelter wood  Jilid1, Jakarta: Erlangga,

Roze, Greg, Understanding The Elements Of The Periodik Table, The Halogen Elements, Fluorine, Chlorine, Bromine, iodine, Astatine, Manufactured in teh united ststes: America, 2010

0 Response to "Pengertian Halogen dan senyawa dalam halogen"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel